Penggunaan zat adiktif dan
psikotropika harus sesuai dengan aturan yang ada. Bila tidak, dampak
buruk dapat saja terjadi pada pemakai dan lingkungan yang ada
sekitarnya.
1. Zat adiktif
Zat adiktif adalah zat yang penggunaannya bisa menyebabkan
ketergantungan fisik dan juga mengalami ketergantungan psikologis
berkepanjangan (drug dependence). Yang masuk ke dalam golongan zat
adiktif, diantaranya narkotika, yakni zat atau obat yang dapat berasal
dari tanaman dan bukan dari tanaman, baik itu yang sintetik dan
semisintetik yang dapat berakibat pada penurunan dan perubahan
kesadaran, dapat mengurangi dan bahkan dapat menghilangkan rasa sakit,
serta bisa menyebabkan ketergantungan.
a. Ganja
Ganja sering disebut juga mariyuana adalah salah satu zat adiktif
narkoba yang masuk golongan kanabionoid. Ganja ini dibuat dari bahan
seperti daun, biji, bunga, dan ranting muda dari tanaman mariyuana atau
cannabis sativa yang dikeringkan.
Penyalahgunaan ganja dapat dilihat dari rasa gembira dan tertawa sendiri
tanpa sebab yang jelas, lemah dan santai, sering bicara sendiri,
menurunnya pengendalian diri, mengantuk serta menguap, tapi susah untuk
tidur, mata terlihat merah dan badan menjadi kurus karena susah untuk
makan. Dapat dilihat juga beberapa pertanda gejala yang muncul karena
putus obat ganja, seperti sulit tidur, hiperaktif, dan nafsu makan
hilang. Sedangkan tanda dari overdosis, seperti merasa ketakutan, tidak
teraturnya denyut nadi, menurunnya daya pikir, tidak teraturnya napas,
dan mengalami gangguan jiwa.
b. Opium
Jenis narkotika ini masuk ke dalam golongan opioida, sering disebut juga
dengan istilah candu, heroin, morfin, atau putau. Opium ini berasal
dari getah buah mentah pavaper sommiverum.
Penggunaan opium banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa yang
disebabkan luka atau pada penderita kanker membantu untuk menghilangkan
rasa nyeri. Opium ini dapat menyebabkan kecanduan jika digunakan dalam
dosis berlebih, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Jika pemakaiannya
tidak sesuai aturan dapat menyebabkan rasa mengantuk, mengalami rasa
gembira yang berlebih, sering bicara sendiri, lebih cenderung membuat
kerusuhan, mengalami nafas yang berat serta terasa lemah, mengecilnya
ukuran pupil mata, merasa mual, sulit BAB, dan kesulitan berpikir.
Bila obat ini diputus pemakaiannya, dapat menimbulkan beberapa hal
seperti berikut: banyak menguap, kepala rasanya berat, hidung berair,
mata basah, nafsu makan hilang, cepat lelah, kejang-kejang dan tubuh
terasa menggigil. Jika penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan
atau melebihi dosis, dapat menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:
tertawa yang kurang wajar, kulit lembab, napas tersengal-sengal atau
pendek, dan bisa menyebabkan kematian.
c. Kokain
Kokain merupakan salah satu jenis golongan narkotika. Kokain berasal
dari ekstraksi daun erythroxylum coca atau daun tanaman koka. Zat ini
dapat digunakan untuk pembius (anaestetik) dan mempunyai efek yang dapat
merangsang jaringan otak sentral. Seseorang yang memakai zat ini akan
mengalami bertambahnya detak jantung, suka bicara, rasa gembira yang
dapat menyebabkan kegelisahan dan gaduh, nyeri pada perut, muntah, dan
mual. Sama halnya dengan jenis narkotika yang lain, jika digunakan dalam
dosis tertentu dapat menyebabkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Zat penenang atau sedative hipnotika sering digunakan dalam dunia
kedokteran, contoh obat ini yaitu pil KB dan magadon. Jika zat ini
dipakai dalam dosis kecil berguna untuk menenangkan, namun jika
digunakan dalam dosis banyak dapat menyebabkan pemakainnya tertidur.
Gejala yang timbul atas pemakaian obat ini adalah rasa gelisah, mengamuk
dan kemudian mengantuk, malas, menurunnya daya pikir, lambatnya bicara
dan tindakan. Bila sudah mengalami kecanduan dan pemakaiannya diputus
maka akan memicu timbulnya gejala gelisah, sulit tidur, muntah, gemetar,
berkeringat, kejang-kejang, naiknya tekanan darah, denyut nadi menjadi
cepat.
Bila penggunanya overdosis, dapat menimbulkan gejala gelisah, turunnya
kendali diri, banyak bicara namun tidak jelas, senang bertengkar,
sempoyongan, napas menjadi lambat, turunnya kesadaran, pingsan, bahkan
yang lebih berbahaya dapat menyebabkan kematian jika digunakan melebihi
dosis tertentu.
e. Nikotin
Pada saat merokok, nikotin yang dihisap dapat menyebabkan denyut jantung
dan tekanan darah menjadi meningkat, risiko terkena kanker paru-paru
karena mempunyai sifat karsinogenik, kaki rapuh, melebarnya gelembung
paru-paru atau emphysema, katarak, mempunyai risiko untuk terserang
penyakit jantung koroner, gangguan kehamilan dan kemandulan.
f. Alkohol
Alkohol dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian dari sejumlah
bahan, misalnya beras ketan, perasan anggur, dan singkong. Sudah cukup
lama alkohol ini dikenal oleh masyarakat. Salah satu pemanfaatan alkohol
digunakan untuk mensterilkan peralatan yang dipakai dalam kedokteran.
Gejala yang muncul atas penggunaan alkohol, yaitu rasa gembira, turunnya
pengendalian diri, dan muka terlihat kemerahan. Bila seseorang sudah
mengalami kecanduan minuman keras dan kemudian pemakaiannya dihentikan
dapat menimbulkan gejala gemetar, kejang-kejang, muntah, sulit tidur,
serta gangguan jiwa. Bila mengalami overdosis akan menyebabkan beberapa
gejala seperti gelisah, tingkah laku yang kacau, turunnya kendali diri,
suka bicara sendiri.
2. Psikotropika
Psikotropika sendiri merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah
ataupun sintetik, tapi bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif
yang mempunyai pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat
menimbulkan perubahan khas aktivitas mental serta perilaku.
Hampir semua zat adiktif masuk dalam psikotropika, namun tidak semua
psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan. Berikut ini ada beberapa
golongan psikotropika yang tidak menyebabkan kecanduan atau
ketergantungan, seperti Lysergic Acid Diethylamide (LSD) dan amfetamin.
Namun kedua golongan psikotropika ini sering disalahgunakan dan
penyalahgunaan itu semakin meluas.
a. Lysergic Acid Diethylamide (LSD)
LSD adalah zat psikotropika yang dapat memicu timbulnya halusinasi atau
mempunyai pandangan semu terhadap sesuatu benda yang kenyataanya tidak
ada. Pemanfaatan zat ini sering digunakan untuk membantu pengobatan
mereka yang mengalami sakit ingatan atau gangguan jiwa. Cara kerja dari
zat ini adalah membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks kembali.
Biasanya obat ini sering disalahgunakan oleh mereka yang mengalami
ketegangan jiwa dan frustasi.
b. Amfetamin
Sering sekali kita mendengar pemberitaan yang ada di media massa terkait
dengan penjualan barang-barang yang dilarang, contohnya shabu dan
ekstasi. Shabu dan ekstasi dihasilkan dari sintetis zat kimia dan sering
disebut dengan amfetamin.
Dapat kita simpulkan zat psikotropika dari shabu dan ekstasi bukan
berasal dari tanaman tetapi dari hasil sintetis. Beberapa gejala yang
dapat timbul dari pemakaian zat-zat tersebut, seperti percaya diri,
siaga, euphoria atau perasaan gembira yang berlebihan, tidak mudah
capek, tidak mempunyai nafsu makan, banyak bicara, berdebar-debar,
menurunnya tekanan darah, dan napas menjadi cepat.
Gejala-gejala yang dapat timbul jika mengalami overdosis, seperti
jantung menjadi berdebar-debar, mengamuk, panik, naiknya tekanan darah,
paranoid, pendarahan otak, kejang, suhu tubuh tinggi, ujung-ujung saraf
rusak, dan bisa menyebabkan kematian. Bila sudah mengalami kecanduan,
dan pemakaiannya dihentikan dapat menyebabkan beberapa gejala seperti:
apatis, lesu, tidur berlebih, cepat tersinggung, depresi.
September 3, 2016 at 7:38 PM
bagus gan
togel sgp